Tuesday, July 15, 2014

GRID

Grid adalah alat untuk mengurangi atau mengeliminasi radiasi hambur agar tidak sampai ke film rontgen. Grid terdiri atas lajurlajur lapisan tipis timbal yang disusun tegak diantara bahan-bahan yang tembus radiasi misalnya: plastik, kayu, bakelit.

Jenis-jenis grid:
1. Grid diam (stationary grid atau lisholm).
2. Grid bergerak (moving grid atau bucky).

Dari susunannya dibagi dalam:
1. Grid paralel
2. Grid focused
3. Grid pseudo focused
4. Grid cross

Proses Terjadinya Sinar-X

Proses terjadinya sinar-x adalah sebagai berikut:
1. Katoda (filamen) dipanaskan lebih dari 20.000 derajat celsius sampai menyala dengan mengalirkan listrik yang berasal dari transformator.
2. Karena panas, elektron-elektron dari katoda (filamen) terlepas.
3. Sewaktu dihubungkan dengan transformator tegangan tinggi, elektron-elektron akan dipercepat gerakannya menuju anoda dan dipusatkan ke alat pemusat (focusing cup).
4. Filamen dibuat relatif negatif terhadap sasaran (target) dengan memilih potensial tinggi.
5. Awan-awan elektron mendadak dihentikan pada sasaran (target) sehingga terbentuk panas ( > 99% ) dan sinar-x ( < 1% ).
6. Pelindung (perisai) timah akan mencegah keluarnya sinar x dari tabung, sehingga sinar x yang terbentuk hanya dapat keluar melalui jendela (window).
7. Panas yang tinggi pada sasaran (target) akibat benturan elektron ditiadakan oleh radiator pendingin.

Jumlah sinar x yang dilepaskan setiap satuan waktu dapat dilihat pada alat pengukur miliampere (mA), sedangkan jangka waktu pemotretan oleh alat pengukur waktu.


Sumber: Radiologi Diagnostik karangan Sjahriar Rasad tahun 2011

Tuesday, July 8, 2014

TOPOGRAFI KEPALA

Titik atau garis bidang pada kepala yang digunakan sebagai pedoman pada pemeriksaan skull, yaitu (Ballinger, 1995) :
a.       Acanthion adalah titik pertengahan antara tulang hidung.
b.      Acanthio Meatal Line (AML) adalah garis yang menghubungkan antara titik achantion dengan MAE.
c.       Glabella adalah titik pertemuan antara arcus superciliaris kanan kiri dengan frontal.
d.      Glabello Meatal Line (GML) adalah garis yang menghubungkan antara glabella dengan MAE.
e.       Infra Orbital Margin (IOM) adalah sisi bagian bawah rongga mata.
f.       Inner Canthus adalah sudut mata bagian dalam.
g.      Inter Pupillary Line (IPL) adalah garis yang menghubungkan antara pupil mata kanan kiri tegak lurus dengan kepala.
h.      Meatus Acousticus Externus (MAE) adalah lubang telinga luar.
i.        Mental Point adalah titik tengah kedua mandibula.
j.        Mento Meatal Line (MML) adalah garis garis yang menghubungkan mental point dengan MAE.
k.      Orbito Meatal Line (OML) adalah garis yang menghubungkan sudut mata sebelah luar dengan lubang telinga bagian luar.
l.        Outher Canthus adalah sudut mata sebelah luar.

ANATOMI MANDIBULA

Sebelum penulis menerangkan anatomi dan fisiologi mandibula, terlebih dahulu akan diterangkan anatomi dan fisiologi dari tulang kepala secara umum karena tulang mandibula merupakan rangkaian dari tulang pembentuk tulang kepala.
1.      Tulang kepala
          Kranium mempunyai dua bagian besar, yaitu kalvaria atau tempurung otak (neurokranium) dan rangka muka (splankokranium). Kalvaria (neurokranium) merupakan bagian atas, yang menjadi tampat kedudukan otak serta melindungi otak dan selaput - selaput otak (Bajpai, 1990). Kalvaria terdiri dari delapan tulang, yaitu (Pearce, 2002) :
a.       1 tulang oksipital (tulang kepala belakang)
b.      2 tulang parietal (tulang ubun-ubun)
c.       1 tulang frontal (tulang dahi)
d.      1 tulang etmoid (tulang tapis)
Rangka muka (splankokranium) terdiri dari dua buah yang merupakan bagian – bagian yang letaknya lebih di sebelah bawah dan anterior termasuk mandibula (Bajpai, 1990). Rangka muka (splankokranium) terdiri dari empat belas tulang, yaitu (Pearce, 2002) :
a.       2 tulang hidung
b.      2 tulang palatum
c.       2 tulang lakrimalis (tulang air mata)
d.      2 tulang zigomatikus (tulang lengkung pipi)
e.       1 vomer (tulang pisau luku)
f.       2 tulang turbinatum inferior (tulang kerang hidung bawah)
g.      2 maksila
h.   1 mandibula
2.      Tulang mandibula
Mandibula adalah tulang rahang bawah dan merupakan tulang muka yang paling besar dan kuat. Mandibula merupakan satu – satunya tulang pada tengkorak yang dapat bergerak. Mandibula dapat ditekan dan diangkat pada waktu membuka dan menutup mulut. Dapat ditonjolkan, ditarik ke belakang dan sedikit digoyangkan dari kiri ke kanan dan sebaliknya sebagaimana terjadi pada waktu mengunyah (Pearce, 2002).  Pada perkembangannya tulang ini terdiri dari dua belahan tulang yang bersendi di sebelah anterior pada simpisis mental, persatuan kedua belahan tulang ini terjadi pada umur dua tahun membentuk sebuah korpus yang letaknya horisontal dan berbentuk seperti tapal kuda, menjorok ke muka serta mempunyai dua buah cabang yang menjorok ke atas dari ujung posterior korpus (Bajpai, 1991).
Bagian – bagian mandibula, yaitu (Bajpai, 1991) :
a.       Korpus
Korpus juga mempunyai dua permukaan, yaitu :
1)      Permukaan eksternus
 Permukaan eksternus kasar dan cembung. Pada bagian ini  terdapat suatu linea oblikum yang meluas dari ujung bawah pinggir anterior ramus menuju ke bawah dan ke muka serta berakhir pada tuberkumum mentale di dekat garis tengah. Dan terdapat juga foramen montale yang terletak di atas linea oblikum dan simpisis menti yang merupakan rigi di garis tengah yang tidak nyata di bagian atas pada tengah pada tempat persatuan dari kedua belahan foetalis dari korpus mandibula.
2)      Permukaan internus
Permukaan internus agak cekung. Pada permukaan ini terletak sebuah linea milohyodea, yang meluas oblik dari di bawah gigi molar ke tiga menuju ke bawah dan ke muka mencapai garis tengah, linea milohyodea ini menjadi origo dari muskulus milohyodeus. Linea milohyoidea membagi fossa sublingualis dari fossa submandibularis.
Korpus mempunyai dua buah pinggir, yaitu :
1)      Pinggir atas (alveolaris)
                   Merupakan lekuk dari gigi geligi tetap. Terdapat delapan lekuk dari masing – masing belahan mandibula ( dua untuk gigi seri, satu untuk gigi taring, dua untuk gigi premolar dan tiga untuk gigi molar). Pada orang tua setelah gigi – gigi tanggal lekuk – lekuk ini tidak tampak karena atropi tulang yang mengakibatkan berkurangnya lebar corpus mandibula. 
2)      Pinggir bawah (basis)
Pinggir ini tebal dan melengkung yang melanjutkan diri ke posterior dengan pinggir bawah ramus. Sambungan kedua pinggir bawah ini terletak pada batas gigi molar ke tiga, di tempat ini basis disilang oleh arteri fasialis. Fossa digastrika yang merupakan lekukan oval terletak pada masing – masing sisi dari garis tengah. Merupakan origo dari venter anterior muskulus digastrikus. Sepanjang seluruh basis dilekatkan lapis dari fasia kolli dan tepat di atasnya (superfasialis) dilekatkan platisma.
b.      Ramus
Ramus terdiri dari dua permukaan, yaitu :
1)      Permukaan eksternus (lateralis)
Permukaan ini kasar dan datar. Bagian posterior atas licin yang berhubungan dengan glandula parotis. Sisa dari permukaan merupakan insersio dari muskulus masseter.
2)      Permukaan internus (medialis)
Pada permukaan ini terletak foramen mandibulare yang merupakan awal dari kanalis mandibularis serta dilalui oleh nervus dentalis dan pembuluh – pembuluh darahnya.
Pinggir – pinggir pada ramus, yaitu :
1)      Pinggir superior, merupakan insisura – insisura tajam dan cekung mandibularis di antara prosesus – prosesus koronoideus dan prosesus kondiloideus.
2)      Pinggir anterior, melanjutkan diri ke bawah dengan garis oblik.
3)      Pinggir posterior, tebal dan alur – alur merupakan permukaan medialis dari glandula parotis.
   4)  Pinggir inferior, melanjutkan diri dengan pinggir inferior korpus dan bersama – sama membentuk basis mandibula