Grid adalah alat untuk mengurangi atau mengeliminasi radiasi hambur agar tidak sampai ke film rontgen. Grid terdiri atas lajurlajur lapisan tipis timbal yang disusun tegak diantara bahan-bahan yang tembus radiasi misalnya: plastik, kayu, bakelit.
Jenis-jenis grid:
1. Grid diam (stationary grid atau lisholm).
2. Grid bergerak (moving grid atau bucky).
Dari susunannya dibagi dalam:
1. Grid paralel
2. Grid focused
3. Grid pseudo focused
4. Grid cross
Tuesday, July 15, 2014
Proses Terjadinya Sinar-X
Proses terjadinya sinar-x adalah sebagai berikut:
1. Katoda (filamen) dipanaskan lebih dari 20.000 derajat celsius sampai menyala dengan mengalirkan listrik yang berasal dari transformator.
2. Karena panas, elektron-elektron dari katoda (filamen) terlepas.
3. Sewaktu dihubungkan dengan transformator tegangan tinggi, elektron-elektron akan dipercepat gerakannya menuju anoda dan dipusatkan ke alat pemusat (focusing cup).
4. Filamen dibuat relatif negatif terhadap sasaran (target) dengan memilih potensial tinggi.
5. Awan-awan elektron mendadak dihentikan pada sasaran (target) sehingga terbentuk panas ( > 99% ) dan sinar-x ( < 1% ).
6. Pelindung (perisai) timah akan mencegah keluarnya sinar x dari tabung, sehingga sinar x yang terbentuk hanya dapat keluar melalui jendela (window).
7. Panas yang tinggi pada sasaran (target) akibat benturan elektron ditiadakan oleh radiator pendingin.
Jumlah sinar x yang dilepaskan setiap satuan waktu dapat dilihat pada alat pengukur miliampere (mA), sedangkan jangka waktu pemotretan oleh alat pengukur waktu.
Sumber: Radiologi Diagnostik karangan Sjahriar Rasad tahun 2011
1. Katoda (filamen) dipanaskan lebih dari 20.000 derajat celsius sampai menyala dengan mengalirkan listrik yang berasal dari transformator.
2. Karena panas, elektron-elektron dari katoda (filamen) terlepas.
3. Sewaktu dihubungkan dengan transformator tegangan tinggi, elektron-elektron akan dipercepat gerakannya menuju anoda dan dipusatkan ke alat pemusat (focusing cup).
4. Filamen dibuat relatif negatif terhadap sasaran (target) dengan memilih potensial tinggi.
5. Awan-awan elektron mendadak dihentikan pada sasaran (target) sehingga terbentuk panas ( > 99% ) dan sinar-x ( < 1% ).
6. Pelindung (perisai) timah akan mencegah keluarnya sinar x dari tabung, sehingga sinar x yang terbentuk hanya dapat keluar melalui jendela (window).
7. Panas yang tinggi pada sasaran (target) akibat benturan elektron ditiadakan oleh radiator pendingin.
Jumlah sinar x yang dilepaskan setiap satuan waktu dapat dilihat pada alat pengukur miliampere (mA), sedangkan jangka waktu pemotretan oleh alat pengukur waktu.
Sumber: Radiologi Diagnostik karangan Sjahriar Rasad tahun 2011
Tuesday, July 8, 2014
TOPOGRAFI KEPALA
Titik atau garis bidang
pada kepala yang digunakan sebagai pedoman pada pemeriksaan skull, yaitu
(Ballinger, 1995) :
a. Acanthion
adalah titik pertengahan antara tulang hidung.
b. Acanthio
Meatal Line (AML) adalah garis yang menghubungkan antara titik achantion dengan
MAE.
c. Glabella
adalah titik pertemuan antara arcus superciliaris kanan kiri dengan frontal.
d. Glabello
Meatal Line (GML) adalah garis yang menghubungkan antara glabella dengan MAE.
e. Infra
Orbital Margin (IOM) adalah sisi bagian bawah rongga mata.
f. Inner
Canthus adalah sudut mata bagian dalam.
g. Inter
Pupillary Line (IPL) adalah garis yang menghubungkan antara pupil mata kanan
kiri tegak lurus dengan kepala.
h. Meatus
Acousticus Externus (MAE) adalah lubang telinga luar.
i.
Mental Point adalah titik tengah kedua
mandibula.
j.
Mento Meatal Line (MML) adalah garis
garis yang menghubungkan mental point dengan MAE.
k. Orbito
Meatal Line (OML) adalah garis yang menghubungkan sudut mata sebelah luar
dengan lubang telinga bagian luar.
l.
Outher Canthus adalah sudut mata sebelah
luar.
ANATOMI MANDIBULA
Sebelum penulis menerangkan anatomi dan fisiologi
mandibula, terlebih dahulu akan diterangkan anatomi dan fisiologi dari tulang
kepala secara umum karena tulang mandibula merupakan rangkaian dari tulang
pembentuk tulang kepala.
1. Tulang kepala
Kranium mempunyai dua bagian besar, yaitu kalvaria atau tempurung otak (neurokranium) dan rangka muka (splankokranium). Kalvaria (neurokranium) merupakan bagian atas,
yang menjadi tampat kedudukan otak serta melindungi otak dan selaput - selaput otak
(Bajpai, 1990). Kalvaria terdiri dari delapan tulang, yaitu (Pearce, 2002) :
a. 1 tulang oksipital (tulang kepala
belakang)
b. 2 tulang parietal (tulang
ubun-ubun)
c. 1 tulang frontal (tulang dahi)
d. 1 tulang etmoid (tulang tapis)
Rangka
muka (splankokranium) terdiri dari
dua buah yang merupakan bagian – bagian yang letaknya lebih di sebelah bawah
dan anterior termasuk mandibula (Bajpai, 1990). Rangka muka (splankokranium)
terdiri dari empat belas tulang, yaitu (Pearce, 2002) :
a. 2 tulang hidung
b. 2 tulang palatum
c. 2 tulang lakrimalis (tulang air
mata)
d. 2 tulang zigomatikus (tulang
lengkung pipi)
e. 1 vomer (tulang pisau luku)
f. 2 tulang turbinatum inferior
(tulang kerang hidung bawah)
g. 2 maksila
h. 1 mandibula
2. Tulang mandibula
Mandibula
adalah tulang rahang bawah dan merupakan tulang muka yang paling besar dan
kuat. Mandibula merupakan satu – satunya tulang pada tengkorak yang
dapat bergerak. Mandibula dapat
ditekan dan diangkat pada waktu membuka dan menutup mulut. Dapat ditonjolkan,
ditarik ke belakang dan sedikit digoyangkan dari kiri ke kanan dan sebaliknya
sebagaimana terjadi pada waktu mengunyah (Pearce, 2002). Pada perkembangannya tulang ini terdiri dari
dua belahan tulang yang bersendi di sebelah anterior pada simpisis mental,
persatuan kedua belahan tulang ini terjadi pada umur dua tahun membentuk sebuah
korpus yang letaknya horisontal dan berbentuk seperti tapal kuda, menjorok ke
muka serta mempunyai dua buah cabang yang menjorok ke atas dari ujung posterior
korpus (Bajpai, 1991).
Bagian –
bagian mandibula, yaitu (Bajpai, 1991) :
a. Korpus
Korpus juga mempunyai dua
permukaan, yaitu :
1) Permukaan eksternus
Permukaan eksternus kasar dan cembung. Pada
bagian ini terdapat suatu linea oblikum yang meluas dari ujung
bawah pinggir anterior ramus menuju ke bawah dan ke muka serta berakhir pada
tuberkumum mentale di dekat garis tengah. Dan terdapat juga foramen montale
yang terletak di atas linea oblikum
dan simpisis menti yang merupakan rigi di garis tengah yang tidak nyata di
bagian atas pada tengah pada tempat persatuan dari kedua belahan foetalis dari
korpus mandibula.
2) Permukaan internus
Permukaan
internus agak cekung. Pada permukaan ini terletak sebuah linea milohyodea, yang meluas oblik dari di bawah gigi molar ke
tiga menuju ke bawah dan ke muka mencapai garis tengah, linea milohyodea ini menjadi origo dari muskulus milohyodeus. Linea milohyoidea membagi fossa
sublingualis dari fossa submandibularis.
Korpus
mempunyai dua buah pinggir, yaitu :
1) Pinggir atas (alveolaris)
Merupakan lekuk
dari gigi geligi tetap. Terdapat delapan lekuk dari masing – masing belahan
mandibula ( dua untuk gigi seri, satu untuk gigi taring, dua untuk gigi
premolar dan tiga untuk gigi molar). Pada orang tua setelah gigi – gigi tanggal
lekuk – lekuk ini tidak tampak karena atropi tulang yang mengakibatkan berkurangnya
lebar corpus mandibula.
2) Pinggir bawah (basis)
Pinggir ini
tebal dan melengkung yang melanjutkan diri ke posterior dengan pinggir bawah
ramus. Sambungan kedua pinggir bawah ini terletak pada batas gigi molar ke
tiga, di tempat ini basis disilang oleh arteri fasialis. Fossa digastrika yang
merupakan lekukan oval terletak pada masing – masing sisi dari garis tengah.
Merupakan origo dari venter anterior muskulus digastrikus. Sepanjang seluruh
basis dilekatkan lapis dari fasia kolli dan tepat di atasnya (superfasialis)
dilekatkan platisma.
b. Ramus
Ramus
terdiri dari dua permukaan, yaitu :
1) Permukaan eksternus (lateralis)
Permukaan
ini kasar dan datar. Bagian posterior atas licin yang berhubungan dengan
glandula parotis. Sisa dari permukaan merupakan insersio dari muskulus
masseter.
2) Permukaan internus (medialis)
Pada
permukaan ini terletak foramen mandibulare yang merupakan awal dari kanalis
mandibularis serta dilalui oleh nervus dentalis dan pembuluh – pembuluh
darahnya.
Pinggir
– pinggir pada ramus, yaitu :
1) Pinggir superior, merupakan
insisura – insisura tajam dan cekung mandibularis di antara prosesus – prosesus
koronoideus dan prosesus kondiloideus.
2) Pinggir anterior, melanjutkan diri
ke bawah dengan garis oblik.
3) Pinggir posterior, tebal dan alur
– alur merupakan permukaan medialis dari glandula parotis.
4) Pinggir inferior, melanjutkan diri dengan
pinggir inferior korpus dan bersama – sama membentuk basis mandibula
Subscribe to:
Posts (Atom)